JANGAN HIDUP KALAU GAK INGIN KENA RADIASI !!!

Kalau di tulisan sebelumnya saya menyebutkan jangan merokok kalau takut kena radiasi, di tulisan ini justru lebih ekstrem lagi…. JANGAN HIDUP KALAU ANDA TIDAK INGIN KENA RADIASI…. Kok bisa begitu?

Mau tidak mau, tanpa disadari sebenarnya setiap saat selalu terkena radiasi. Saya tidak bicara tentang radiasi/pancaran sinar matahari, yang spektrumnya mulai dari inframerah, cahaya tampak dan ultraungu. Bukan itu yang saya maksudkan. Tapi radiasi pengion yang disebut dengan radiasi latar alami (natural background radiation). Disebut alami karena sumbernya adalah dari alam, bukan akibat dari aktivitas manusia. Disebut latar/background karena radiasi ini selalu ada.

Apa saja radiasi latar alami ini dan dari mana kita bisa terkena radiasi ini? Ilustrasinya kira-kira begini …

background-radiation

 

1. Radiasi kosmik (cosmic radiation)
Bumi yang kita tempati ini setiap saat dibombardir dengan radiasi dari luar angkasa. Sebagian besar radiasinya berupa proton yang berenergi tinggi dan ion-ion lain seperti besi. Radiasi ini akan mengalami interaksi dengan atmosfer dan menciptakan pancaran radiasi sekunder seperti sinar X, elektron, neutron, pion, muon, dan partikel alfa. Besarnya dosis radiasi kosmik ini tergantung dari posisi di bumi dan ketinggian. Setiap naik 2000 meter, dosis radiasinya meningkat dua kali lipat. Dosis terbesar dijumpai kira-kira pada ketinggian 10 km di atas permukaan laut. Jadi jika Anda naik pesawat terbang atau Anda lagi naik gunung, Anda akan terkena radiasi kosmik yang lebih banyak daripada kalau Anda lagi santai di tepi pantai.

Radiasi kosmik ini juga berinteraksi dengan atom-atom di atmosfer dan menghasilkan radionuklida (atom yang memancarkan radiasi). Sebagai contoh, udara mengandung sekitar 78% nitrogen, dan interaksi antara nitrogen dengan neutron akan menghasilkan karbon-14 (C-14) dan tritium (H-3). Interaksi dengan oksigen di udara juga dapat menghasilkan berilium-7 (Be-7).

2. Radiasi dari tanah (terestrial radiation)
Di samping radiasi yang dari atas, kita juga mendapatkan radiasi dari bawah. Kerak bumi mengandung unsur-unsur radioaktif seperti uranium, thorium, radium, radon dan kalium-40. Bahan radioaktif ini ada sejak awal terbentuknya bumi. Besarnya aktivitas radiasi tergantung dari jenis tanah, komposisi mineral yang terkandung di tanah dan densitas tanah. Bahan-bahan radioaktif ini akan terbawa juga ke bahan bangunan, seperti semen, granit, beton, gipsum, batu bata, kayu dan batu-batuan.

3. Dari udara
Sumber terbesar dari radiasi latar alami di udara adalah radon (Rn-222), yaitu gas radioaktif yang menyebar dari tanah. Gas radon ini berasal dari peluruhan uranium alami di tanah dan kemudian menyebar ke udara, dan ke dalam rumah. Gambar berikut ini mengilustrasikan penyebaran gas radon.

radon

4. Makanan dan minuman
Jangan dikira bahwa makanan yang kita makan bebas dari radiasi. Justru sebaliknya. Radionuklida seperti kalium (K-40), radium (Ra-226), dan uranium (U-238) juga dijumpai di bahan makanan. Misalnya saja pisang, kentang, wortel, kacang-kacangan, daging. Air yang kita minum juga mengandung radium.

5. Radiasi internal
Apa itu? Radiasi yang berasal dari tubuh manusia. Ya, saya tidak salah tulis. Tubuh saya dan tubuh Anda juga mengandung bahan radioaktif. Komponen yang terbesar adalah kalium (K-40) dan karbon (C-14). Di samping itu masih ada lagi radium, tritium, polonium, dan thorium.

Kalau diilustrasikan radiasi latar alami yang kita dapatkan kira-kira seperti ini

background-radiation2

Lalu bagaimana caranya biar kita tidak kena radiasi? Jangan makan, jangan minum, jangan bernafas, jangan keluar rumah, jangan tinggal di dalam rumah… dengan kata lain: jangan hidup !!!

Lalu apakah radiasi latar alami ini berbahaya?

Tubuh manusia adalah sistem biologis yang kompleks yang oleh Tuhan telah dikaruniai kemampuan untuk menyembuhkan diri. Sebagai contoh sederhana, kalau tubuh kita tersayat pisau, akan luka. Kalau lukanya tidak parah dan tidak dalam, tubuh akan mampu memperbaiki kerusakan pada kulit dan daging tanpa bekas luka. Jika lukanya agak dalam, bisa sembuh tapi ada bekas lukanya. Hal yang sama juga berlaku pada radiasi. Jika dosis radiasi yang mengenai tubuh tidak besar, tubuh mampu untuk memperbaiki kerusakan yang ditimbulkan akibat radiasi. Bahkan tubuh manusia pada kondisi tertentu juga bisa beradaptasi terhadap radiasi.

Besarnya radiasi alami yang diperoleh dari segala sumber tersebut di atas, rata-rata manusia di bumi ini mendapatkan dosis setiap tahunnya sebesar 2,4 mSv (mili Sievert = satuan dosis radiasi). Ada yang mendapat dosis lebih besar, ada yang lebih kecil, tergantung dari lokasinya. Di beberapa tempat di dunia ini ada yang dosis radiasinya tinggi, mencapai 130 mSv per tahun. Di desa Boteng, Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat dijumpai radiasi alami sebesar 6,15 mSv per tahun. Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh PTKMR BATAN, tingkat radiasi yang relatif tinggi tersebut tidak menyebabkan adanya kerusakan kromosom pada penduduk setempat [1]. Di Ramsar, Iran, juga dijumpai radiasi alami yang tinggi dengan rata-rata sebesar 6 mSv per tahun dan menurut studi yang dilakukan pada tahun 2005, ternyata tidak dijumpai data yang menunjukkan kemunculan kanker [2].

Menurut para ahli, dosis radiasi yang dapat menyebabkan efek negatif sebesar 500 mSv atau 200 kali lebih besar daripada dosis rata-rata yang diterima per tahun.

Jadi jangan khawatir, radiasi alami tidak membahayakan.

 

Referensi:

  1. Zubaidah Alatas dkk., “Respon Sitogenetik Penduduk Daerah Radiasi Alam Tinggi di Kabupatan Mamuju, Sulawesi Barat”, Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, Vol. 13, no. 1, 2012. Teks lengkap.
  2. M. Ghiass-Nejad dkk., “Long-term immune and cytogenetic effects of high level natural radiation on Ramsar inhabitants in Iran”, Journal of Environmental Radioactivity, Vol. 74, 2004. Teks lengkap.

Leave a comment